Saturday 6 September 2008

Pratima

Agama Hindu di Pulau Bali banyak sekali menggunakan patung-patung perwujudan yang disebut Pratima. Pratima ini biasanya berukuran kecil terbuat dari kayu cendana atau kayu-kayu yang harum. Terkadang Pratima ini dihias dengan emas atau permata dan dikeramatkan sedemikian rupa sehingga hanya bisa dilihat pada saat upacara. Pratima ini menggunakan perwujudan Ida Bhatara dan berfungsi sebagai alat konsentrasi perasaan dan pikiran supaya lebih mantap. Ajaran Bhakti Marga yang sangat berpengaruh di Bali mengutamakan pemujaan yang berwujud pencurahan rasa bhakti yang tidak lain adalah rasa cinta kasih dan penyerahan diri kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Getaran bhakti ini berupa obyek Pratima dan palinggihnya. Simbol ini sangat penting bagi penganut bhakti marga, meskipun secara filosofis mereka tahu bahwa Ida Sang Hyang Widhi ada di mana-mana, tidak bisa dilihat, tidak berwujud, namun untuk memantapkan pemusatan perasaan dan pikirannya, mereka membuat pelinggih-pelinggih seolah-olah di sanalah Ida Sang Hyang Widhi bertahta.

Mereka membuat Pratima seolah-olah Pratima itulah perwujudan beliau. Simbol atau perwujudan sangat penting bagi seorang yang menjalankan bhakti marga, meskipun secara fisik Pratima tidak lebih dari kayu, namun para intelektual pun memerlukan perwujudan sebagai tanda bhaktinya.

Kini umat Hindu mulai merasa tidak aman karena Pratima ini menjadi incaran maling. Pratima ini diincar karena harganya cukup mahal sebagai barang antic, dijual kepada wisatawan. Kalaupun malingnya tertangkap, paling banyak dia dikenakan hukuman 3 bulan potong masa tahanan. Namun, akibat yang ditimbulkan terhadap desa yang memiliki Pratima itu sangat besar. Desa tersebut wajib melaksanakan upacara balik sumpah yang biayanya cukup mahal.

No comments: