Tuesday 2 September 2008

Umbul-umbul dan kober

Umbul- umbul adalah salah satu perlengkapan upacara yang dipergunakan di pura-pura pada waktu piodalan atau upacara lainnya. Umbul-umbul mempunyai mitologi sendiri yang mengambil cerita Arjuna Pramada, yang menceritakan Prabhu Yudistira bermaksud membuat istana yang indah maka disuruhlah adik-adiknya mencari contoh istana yang bisa ditiru. Dalam diskusi tersebut Arjuna berkata bahwa konon istana yang sangat indah yaitu istana Alengka, tempat Dewi Sita ditawan oleh Rahwana. Di istana ini konon matahari selalu bersinar lembut, angin yang datang setelah sampai di istana ini menjadi sepoi-sepoi. Akhirnya Yudistira mengutus Arjuna untuk pergi ke sana. Arjuna meminta bantuan Sri Krisna untuk mengantarkannya dalam perjalanan menuju Alengka.

Setelah sampai di tepi pantai maka dilihatlah jembatan yang dulu dibuat oleh bala tentara kera dari Sri Rama. Krisna dan Arjuna tertegun, termenung dengan pikirannya masing-masing setelah melihat jembatan itu. Sri Krisna terkenang pada penjelmaannya dahulu pada waktu beliau berinkarnasi sebagai Sri Rama. Beliau teringat serta rindu pada kesetiaan Hanuman. Kerinduan ini menyebabkan Hanuman yang sedang bertapa tertarik oleh kerinduan Sri Krisna dan serta merta datang melompat ke hadapan Sri Krisna.

Di lain pihak Arjuna berkata kepada Sri Krisna,”Kanda, saya tidak percaya pada kehebatan Hanuman, Sugriwa, Anila, dan para kera lainnya yang dikatakan begitu sakti. Namun, mengapa membuat jembatan seperti ini saja memerlukan waktu berhari-hari. Saya bisa membuatnya dalam sekejap.”

Kata-kata Arjuna ini didengar oleh Hanuman yang kemudian berkata,”Ya, Arjuna. Bala tentara Rama banyak sekali, sebab itu kami membuat jembatan yang kokoh. “

Arjuna menjawab,”Ya, saya bisa membuat jembatan yang kokoh dalam waktu sekejap. Barangsiapa bisa mematahkan jembatan ini akan saya sembah.”

”Kalau begitu cobalah!”kata Hanuman.

Arjuna mengambil panah naganya dan begitu dilontarkan jadilah sebuah jembatan yang kokoh dan sejajar dengan jembatan yang telah ada. Hanuman melompat ke atas jembatan, dan begitu menjejakkan kakinya robohlah jembatan itu. Sri Krisna melihat kejadian itu lalu mengambil panah dan melepaskannya sehingga jembatan yang roboh tadi kembali seperti semula. Hanuman mencoba lagi mematahkannya namun gagal. Sadarlah Hanuman bahwa yang dihadapinya itu adalah junjungannya, Sri Rama, yang lahir kembali menjadi Sri Krisna. Hanuman mendekati Sri Krisna hendak menyembah beliau. Sebaliknya Arjuna mendekati Hanuman untuk menyembahnya, karena Hanuman telah berhasil merobohkan jembatan yang dibuatnya. Hanuman menolaknya dan berkata bahwa manusia tidak boleh menyembah binatang, karena waktu itu Hanuman berwujud kera. Arjuna berkeras untuk mnyembah,”Saya adalah ksatria Pandawa, saya tidak boleh ingkar pada kata-kata saya’”

Perdebatan ini akhirnya ditengahi oleh Sri Krisna, beliau menasehati Arjuna agar jangan merasa diri sakti, bahwa di dunia ini tidak ada yang lebih sakti daripada Tuhan yang Maha Sakti. Namun agar hutang sembah Arjuna bisa dilunasi, maka dikutuklah jembatan yang dibuat Arjuna itu agar menjadi Umbul-umbul, dengan pesan agar manusia jangan takabur seperti Arjuna. Maka dimanapun ada parhyangan atau palinggih Dewa, di depannya dipancangkan Umbul-umbul dengan gambar naga (simbol panah naga Arjuna) dan kober atau bendera dengan lambang wanara (kera). Dengan demikian orang akan selalu ingat dengan dengan peristiwa Arjuna dan Hanuman, dan dengan menyembah di hadapan parhyangan maka Umbul-umbul dan bendera Hanuman pun ikut tersembah sebagai penebus janji bagi Arjuna.

2 comments:

agusbi said...

Wah, makasi ya infonya. bagus sekali, puanja.......ng.

rd said...

hehehe...kakak
makasi sudah mengunjungi blogku