Monday 14 July 2008

bali kite festival 2008 | flying for peace | lomba layang-layang se-Bali 2008

Festival layang-layang se-Bali atau Bali Kite Festival yang kali ini mengambil tema Flying for peace diadakan mulai tanggal 11-13 Juli 2008, hampir bersamaan dengan berakhirnya Pesta Kesenian Bali 2008. Festival ini bertempat di Pantai Padang Galak, Sanur yang diadakan setiap tahunnya.
Lomba ini diikuti oleh hampir 700 layang-layang berbagai jenis mulai dari kreasi dan tradisional (bebean, janggan, dan pecukan). Pesertanya berasal dari berbagai kalangan masyarakat mulai dari anak-anak, individu, sekaa teruna, sampai peserta dari luar negeri. Mereka unjuk kebolehan dalam membuat layang-layang dengan kreatifitas masing-masing.
Terdapat berbagai jenis layang-layang kreasi, mulai dari layang-layang berbentuk ikan, burung, pesawat, parasut, bidadari, garuda, perahu, gurita bahkan spongebob.










Untuk jenis layang-layang tradisional Janggan, panjang ekornya yang terpendek 50 meter dan terpanjang mencapai 150 meter yang menggunakan hiasan tapel (topeng/mask) naga yang berukir sangat indah.





Untuk jenis Bebean terdapat berbagai macam warna dan ukuran, serta dihiasi guangan (semacam hiasan berbentuk busur terbuat dari batang pohon pinang dan talinya terbuat dari rotan) yang mengeluarkan bunyi berirama merdu.


Dan yang paling seru, jenis Pecukan karena layang-layang ini bisa melakukan berbagai macam atraksi di udara.
Ada berbagai macam ukuran layang-layang yang ikut dalam festival tersebut. Ada yang berukuran 1,5 meter sampai 6 atau 7 meter. Disamping itu ada juga layang-layang yang berjenis knock down atau bisa dibongkar pasang. Tujuannya adalah memudahkan ketika membawa layang-layang ke tempat festival.
Festival berlangsung mulai pukul 10.00 sampai 17.00. Masyarakat sangat antusias dalam mengikuti festival ini, terbukti dari banyaknya peserta dan penonton yang hadir, bahkan dari manca negara.
Ada satu kejadian yang membuat saya terkesan dalam festival ini. Salah satu peserta dari sekaa teruna salah satu banjar bahkan menggunakan tapel ( topeng/mask) yang bertuah untuk dipasang pada bagian kepala layang-layangnya. sebelum menaikkan layang-layangnya, salah satu pemuda mengalami trance atau di Bali kami menyebutnya kerauhan akibat dari taksu (wibawa) dari tapel tersebut.

No comments: